Perselingkuhan Istri 4
Sejak hubungan sekskuu dengan si Bandi, aku jadi berubah perlakuanku terhadap suami, mungkin dikarenakan rasa bersalah yang dalam atau aku takut ketahuan tindakanku diketahui olehnya. Kegiatanku senam masih tetap berjalan tapi jadwal kurubah agar bisa menghindar dari kelompok ibu-ibu yang telah mengajakku arisan bulan kemarin. Seandainya sempat bertemu dan mereka mengajakku untuk berkumpul seusai senam aku mengatakan bahwa saat ini aku dijemput suamiku, dan selama ini mereka tidak mencurigai kelakuanku menghindari mereka.
Hubungan seksku dengan suami memang tidak seberapa menyenangkan tapi aku bertindak lebih agresif untuk mendapatkan kepuasan tapi masih dalam batas wajar agar suamiku tidak mencurigai keadaanku. Aku memang berusaha untuk tidak melakukan kegiatan sex diluar suamiku, jika gairahku memuncak dan hebat aku akan melarikan dengan kegiatan yang kuanggap baik dan positif. Seperti sore ini, suamiku belum datang dan aku nampak tegang, kuhibur diriku dengan mengajak anakku ke toko buku untuk membeli keperluan sekolahnya esok hari.
Aku masuk kamar untuk berganti pakaian yang pantas, didepan kaca kupagut pagut diriku, kulihat lekuk tubuhku masih cukup sempurna diusia yang sudah tidak dapat dikatakan muda lagi. Perlahan kubuka perlahan dasterku dan kulihat payudaraku tidak kalah dengan perawan-perawan yang ada, kuselusuri perlahan dengan tanganku, dan berhenti pada ujung payudara yang nampak gelap coklat tua, kupelintir perlahan, muncul rasa yang tidak terkira, tiba-tiba muncul bayangan lelaki yang tak kukenal dengan tangan yang kokoh merengkuh dan melingkarkan tanganya dari belakang, aku semakin bergairah.
Tangan lelaki itu turun kebawah dan berhenti tepat pada celana dalam hitam milikku, disentaknya kuat-kuat celana hingga robek dan dengan cekatan tangannya menyelusuri liang kemaluanku, aku menggerinjal kuat dan mendesah, tiba-tiba,……..
“Ma,… Mama,…. Jadi nggak ma ke toko buku, kog lama amat sih,……..”. bersamaan dengan suara itu hilang semua bayangan dan aku jadi tersadar bahwa aku hanya berkhayal dan gairahku sudah memuncak, cepat kukemasi dan kurapikan diriku sambil menjawab ketukan anakku bahwa sebentar lagi aku siap. Kukenakan kaos kuning gading kontras sekali dengan BH ku yang coklat sehinggak nampak garis hitam melingkar pada payudaraku yang ranum. Dengan dipadu celana Streach melekat pada pahaku yang jenjang, kuperhatikan sekali lagi dikaca sudah cukup pantas dan kulihat payudaraku seakan mau melompat keluar, dan aku yakin bahwa siapapun yang melihat pasti tidak keberatan untuk menjamahnya, aku suka itu.
Kukeluarkan mobil dari garasi dan langsung menuju toko buku yang diinginkan. Setelah memberitahu bahwa nanti aku menunggu dibagian majalah, Anakku berlari menuju tempat peralatan yang dibutuhkan, Aku memperhatikan satu persatu pengunjung yang mendekati counter majalah sambil mataku tak lepas dari majalah Popular yang kupegang. Kuperhatikan dimajalah itu ada sesosok lelaki yang cukup tampan dengan pakaian renang yang menampakkan tonjolan otot kemaluannya, aku jadi memerah. Tak seberapa jauh kuperhatikan sepasang anak muda yang sedang pacaran dengan tangan laki-laki melingkar mesra pada pinggang perempuan,… dan,…. Sreeeet, aku beradu pandang dengan silelaki,…. Matanya kuat memandang dan tajam seakan merobek kaosku. Kualihkan mataku pada majalah dan saat aku melirik lagi, mata tajam itu masih menatapku tajam apalagi saat kulihat siwanita asyik membungkuk memilih buku. Tak seberapa lama kuperhatikan siwanita turun pada lantai bawah dan lelaki sendirian, diluar dugaan anak muda itu berani mendekat dan menyapaku “……Hai,……”, aku hanya tertegun melihat keberaniannya tanpa kujawab sapaanya. Dia kembali pada posisinya, dan tak lama kemudian siwanita sudah berada didekatnya lagi. Aku jadi risih dan cepat-cepat aku turun mencari anaku. Saat turunpun kulirik matanya yang tajam tetap menatapku.
Sesampai dirumah, kulihat suamiku sudah datang, anakku sibuk membongkar belajaannya dan suamiku senyum mendengar ceritanya berbelanja.
“Oh iya ma,….tadi aku nyalakan AC kog nggak bisa, dan telah kulaporkan pada dealernya besok akan direparasi,……..” lapor suamiku sambil bibirnya disumbat rokok. Aku hanya mengiyakan saja karena aku memang jarang menghidupkan Ac kalau memang tidak kegerahan. Setelah makan malam aku langsung masuk kamar, kuganti pakaianku dengan daster warna hijau muda kesukaan suamiku, kusengaja tali dibahu sedikit kendor, rupanya suamiku tahu keinginanku, saat naik ketempat tidur dan masuk selimut, tangan suamiku langsung mendekap payudaraku, aku menggelinjang dan tak seberapa lama kurasakan suamiku menindihku dengan ganas dan dengan cepat penisnya disorongkan pada memekku aku merasakan memekku penuh oleh penisnya dan belum sempat aku ikut goyang lama kurasakan semprotan kecil keluar dari penis suamiku, kiranya permainan malam itu berakhir cukup cepat. Kulihat suamiku terlelap kepuasan, sedangkan aku hanya separuh saja, permainan belum berakhir tuntas.
Dengan memakai hem cukup panjang untuk menutup paha, aku mengantar suami dan anakku berangkat kesekolah dan kantor, aku menutup garasi dan menuju pintu ruang tamu. Aku kaget mendengar suara bel rumah berbunyi, cepat aku bergegas menuju ruang tamu, aku mengira suamiku kembali ada barang yang ketinggalan. Begitu pintu kubuka betapa terkejutnya aku, berdiri sorang lelaki muda dengan pakaian kerja ketelpack warna biru dengan nama perusahaan tertentu. Aku tertegun dua kali karena anak muda yang berdiri didepanku speretinya sudah aku kenal. Dia mengulurkan tangan dan menyebut namanya “Freddy”, belum sempat aku membalas namanya, dia sudah menceritakan bahwa kemarin sore telah bertemu denganku ditoko buku, aku jadi teringat, kiranya si Fredy kemarin yang sempat bersama pacarnya dan menyapaku, aku jadi salah tingkah.
“Maaf bu, perusahaan kami ditelepon sama pak Andrian bahwa Ac nya rusak, dan saya yang ditugaskan untuk membetulkan disini,…” katanya sambil matanya tak lepas memandang seluruh tubuhku yang masih awut-awutan. Aku menyuruh dia duduk dulu sambli bergegas aku masuk ruang untuk ganti pakaian. Gila kenapa semuanya jadi serba kebetulan begini. Anaka muda itu tidak tampan tapi tatapan matanya tajam seakan membelah bajuku ini. Aku menjadi tertantang untuk membuktikan keberaniannya kemarin. Kukenakan kaos kemarin dipadu dengan span yang cukup pendek memperlihatkan tungkaiku yang panjang.
Saat aku keluar dan berjalan keruang tamu kuperhatikan mata Fredy tidak lepas dari tubuhku, berani juga anak ini. Aku duduk didepan Fredy sambil kusilangkan kakiku dan mata frey juga mengikuti langkah kakiku saat bersilang, aku yakin dia akan bisa melihat i98bagaian yang paling dalam milikku, aku jadi semakin suka. Sehabis basa-basi sebentar, kupersilahkan Fredy untuk membongkar Ac yang rusak dikamar tidurku. Rupanya dia juga pandai memuji hingga membuatku semakin tersanjung dengan mengatakan penataan kamar tidurku rapi dan warnanya serasi, membuat orang betah untuk tidur berlama-lama. Akupun tidak terasa mulai hanyut dan duduk ditepi kasur memperhatikan kerjanya. Mata Fredy sesekali melirik kearah dadaku kemudian turun pada pahaku yang kubiarkan sedikit terbukan karena rokku cukup pendek. Untuk membuat suasana tambah gayeng kucoba mengingatkannya dengan berkata,……
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar